Definisi film yang baik adalah film yang berefek bagus pada penontonnya. Film yang membuat berpikir dan akhirnya mendapat "sesuatu". Film yang menyentuh hati dan nalar, kemudian berefek bagus pada hidup penontonnya. Gak cuma jerit-jerit atau katawa-ketiwi lalu ya udah... lupa. Walaupun bukan film sempurna dan beberapa adegan dan ceritanya klise, film ini termasuk film baik.
Film Singapura ini adalah film yang udah lama (judul asli Xiaohai bu ben 2), entah mengapa setelah 5 tahun, baru sampai ke laptopku. Setelah menonton film baru, Film Contagion (2011) yang sarat pesan moral dan kesehatan (klik disini), akhirnya aku tonton film ini. Film keluarga wajib tonton bagi yang sedang jadi anak (murid) ataupun sedang dan akan menjadi orangtua (pendidik).
Pelajaran bagi orangtua dan pendidik
Komunikasi orantua-anak, guru-murid seringkali tidak "nyambung" karena memang berbeda persepsi, orangtua selalu merasa benar dan anak merasa selalu dipersalahkan. So, harus ada mekanisme feedback dari anak atau murid terhadap orangtua-guru sehingga bisa komunikasi dua arah. Orangtua zaman sekarang banyak yang gak punya waktu untuk mendengarkan tapi tetap menuntut didengarkan (listen, not only hear). Inilah mungkin yang membuat anak-murid menjadi bingung dan frustasi. Pada film ini dicontohkan juga guru-orangtua yang punya niat baik dalam mendidik tapi salah penerapan/ekspresi, akibatnya malah berefek sebaliknya.
Pelajaran bagi anak dan murid
Cerita yang padet menggambarkan perjalanan anak-anak bisa menjadi "nakal" karena faktor orangtua, sekolah dan lingkungan. Setiap orang mempunyai cara mengekspresikan cinta yang berbeda-beda, begitupun setiap orangtua dan setiap guru. Kadang anak-murid terlalu gegabah menyimpulkan bahwa orangtua tidak pernah memahami mereka dan tidak mencintai mereka. Tidak pahampun bukan berarti tidak cinta bukan? Jadi memang harus berpikir seribu kali sebelum melakukan perbuatan "konyol" hanya karena ingin menunjukan "protes" terhadap orangtua.
Itu cuman beberapa aja, masih banyak "pelajaran" yang frontal maupun tersirat dalam film keluarga yang dikemas ringan bersetting "biasa aja" ini. Membaca judulnya aja sudah memberi pesan"ah dasar anak-anak tukang protes, nulis aja belum betul" hehe.... Btw menonton film ini jadi teringat mengenai filosofi tentang belajar dan ilmu yang juga terdapat dalam Film 3 Idiots (2009) klik disini. Bedanya, bahasa Film I Not Stupid 2 (2006) ini renyah dan menyentuh, tanpa bumbu romantisme cinta dan tentu saja gak ada tari-tarian blas :D .
Hmm jadi penasaran dengan film yang pertama.
Link: I Not Stupid 2 (2006) Imdb
Film Singapura ini adalah film yang udah lama (judul asli Xiaohai bu ben 2), entah mengapa setelah 5 tahun, baru sampai ke laptopku. Setelah menonton film baru, Film Contagion (2011) yang sarat pesan moral dan kesehatan (klik disini), akhirnya aku tonton film ini. Film keluarga wajib tonton bagi yang sedang jadi anak (murid) ataupun sedang dan akan menjadi orangtua (pendidik).
Pelajaran bagi orangtua dan pendidik
Komunikasi orantua-anak, guru-murid seringkali tidak "nyambung" karena memang berbeda persepsi, orangtua selalu merasa benar dan anak merasa selalu dipersalahkan. So, harus ada mekanisme feedback dari anak atau murid terhadap orangtua-guru sehingga bisa komunikasi dua arah. Orangtua zaman sekarang banyak yang gak punya waktu untuk mendengarkan tapi tetap menuntut didengarkan (listen, not only hear). Inilah mungkin yang membuat anak-murid menjadi bingung dan frustasi. Pada film ini dicontohkan juga guru-orangtua yang punya niat baik dalam mendidik tapi salah penerapan/ekspresi, akibatnya malah berefek sebaliknya.
Pelajaran bagi anak dan murid
Cerita yang padet menggambarkan perjalanan anak-anak bisa menjadi "nakal" karena faktor orangtua, sekolah dan lingkungan. Setiap orang mempunyai cara mengekspresikan cinta yang berbeda-beda, begitupun setiap orangtua dan setiap guru. Kadang anak-murid terlalu gegabah menyimpulkan bahwa orangtua tidak pernah memahami mereka dan tidak mencintai mereka. Tidak pahampun bukan berarti tidak cinta bukan? Jadi memang harus berpikir seribu kali sebelum melakukan perbuatan "konyol" hanya karena ingin menunjukan "protes" terhadap orangtua.
Itu cuman beberapa aja, masih banyak "pelajaran" yang frontal maupun tersirat dalam film keluarga yang dikemas ringan bersetting "biasa aja" ini. Membaca judulnya aja sudah memberi pesan"ah dasar anak-anak tukang protes, nulis aja belum betul" hehe.... Btw menonton film ini jadi teringat mengenai filosofi tentang belajar dan ilmu yang juga terdapat dalam Film 3 Idiots (2009) klik disini. Bedanya, bahasa Film I Not Stupid 2 (2006) ini renyah dan menyentuh, tanpa bumbu romantisme cinta dan tentu saja gak ada tari-tarian blas :D .
Hmm jadi penasaran dengan film yang pertama.
Link: I Not Stupid 2 (2006) Imdb
Tidak ada komentar:
Posting Komentar