Sakit maag adalah istilah awam dari dispepsia, yaitu kumpulan gejala rasa tidak nyaman di perut yang dapat berupa nyeri, rasa terbakar/heartburn, kembung, sering bersendawa, mual dan muntah. Penyakit ini dapat berupa gangguan fungsional tanpa kelainan struktur, adanya peradangan (gastritis) atau sudah menimbulkan luka (ulkus peptikum). Risiko terkena penyakit ini bertambah bila seseorang mempunyai gaya hidup yang kurang baik. Sebenarnya apa penyebabnya penyakit maag? Gaya hidup yang seperti apa yang meningkatkan risiko? Berikut laporan investigasinya...
Asam Lambung (HCl) dan Pepsin
HCl atau Asam Klorida dihasilkan oleh sel parietal lambung, berperan dalam pencernaan dan pertahanan terhadap mikroba. Keasaman yang tinggi (pH sangat rendah bahkan mencapai 1) akan membunuh mayoritas mikroba yang masuk melalui makanan dan minuman. pH yang rendah ini juga akan mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin yaitu bentuk enzim aktif pencerna protein. Yang menarik, bagaimana bisa dinding lambung tidak rusak dan tercerna oleh HCl dan pepsin?
Pertahanan Dinding Lambung
Terdapat berbagai macam mekanisme pertahanan (defensif) yang melindungi dan menetralkan keasaman serta menginaktif pepsin. Mekanisme pertahanan dinding lambung berupa epitel pelapis dinding yang intak dan bertaut erat, sekresi mukus dan bikarbonat sebagai penetral asam, mikrosirkulasi darah yang menjaga integrasi epitel (yang mempengaruhi salah satunya prostalglandin).
Keseimbangan Faktor Agresif dan Defensif
Pada kondisi normal, terjadi keseimbangan antara faktor yang bersifat merusak dinding lambung (agresif) dan faktor pertahanan (defensif). Hal ini menjaga agar dinding lambung intak. Pada kondisi tertentu misalnya sekresi HCl yang meningkat sementara pertahanan lambung lemah maka dapat menyebabkan terjadinya iritasi dan akhirnya luka pada dinding lambung. Inilah yang menyebabkan gejala sakit maag.
Faktor yang meningkatkan sekresi HCl
Kondisi lapar dan dihadapkan pada makanan akan menstimulasi sekresi HCl. Bila seharusnya waktu makan tetapi tidak makan maka sekresi HCl yang meningkat tidak "dinetralkan" dengan adanya makanan. Kesaman isi lambung yang tinggi ini dalam jangka waktu lama dan berulang akan dapat menjebol pertahanan dinding lambung. Minuman tertentu seperti kopi (kafein), nikotin pada rokok, serta alkohol dapat meningkatkan sekresi HCl.
Faktor yang menurunkan pertahanan dinding lambung
Kebiasaan konsumsi obat-obatan anti nyeri, antiinflamasi dan antirematik golongan NSAID seperti asam mefenamat, antalgin (metampiron) dapat mempermudah terkena sakit maag. Obat jenis ini menghambat sintesis prostalglandin yang berperan dalam menjaga mikrosirkulasi dan sekresi mukus dinding lambung. Bila hal ini terjadi terus menerus akan menurunkan pertahanan dinding lambung.
Faktor yang menurunkan pertahanan dinding lambung
Kebiasaan konsumsi obat-obatan anti nyeri, antiinflamasi dan antirematik golongan NSAID seperti asam mefenamat, antalgin (metampiron) dapat mempermudah terkena sakit maag. Obat jenis ini menghambat sintesis prostalglandin yang berperan dalam menjaga mikrosirkulasi dan sekresi mukus dinding lambung. Bila hal ini terjadi terus menerus akan menurunkan pertahanan dinding lambung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar