Laman

Minggu, Januari 01, 2012

Mekanisme Pertahanan Tubuh terhadap Penyakit (Part I)

Manusia diserbu oleh berbagai macam patogen berupa mikroba: bakteri, virus, jamur dan parasit. Kalau tidak ada suatu mekanisme pertahanan tubuh terhadap penyakit maka tentu saja manusia akan mudah sakit. Tubuh diberi seperangkat "peralatan" dan "aktivitas" yang menghalau patogen agar tidak bisa masuk tubuh. Kalau bisa masuk tubuh maka bisa menyebabkan penyakit.

Pertahanan tubuh atau immunitas adalah resistensi terhadap suatu penyakit terutama infeksi. Gabungan sel, molekul dan jaringan yang berperan dalam resistensi terhadap infeksi disebut sistem imun. Sistem imun dibagi menjadi sistem imun alamiah (nonsepsific/natural/innate/native/nonadaptif) dan didapat (spesific/adaptif/acquired).

SISTEM IMUN ALAMIAH

Berupa komponen normal tubuh yang selalu ditemukan pada individu sehat dan siap mecegah dan mengeliminasi mikroba yang mencoba masuk tubuh. Sistem ini disebut juga sistem imun nonspesifik karena tidak ditujukan secara sepesifik untuk mikroba tertentu, sudah ada sejak lahir. Sistem ini merupakan pertahanan terdepan terhadap serangan mikroba. Komponen sistem imun alamiah berupa pertahanan fisik/mekanik, pertahanan biokimia, pertahanan humoral dan seluler yang bersifat nonspesifik.

1. Pertahanan Fisik Mekanik
Kulit, selaput lendir, silia saluran nafas, mekanisme batuk dan bersin. Kulit yang utuh merupakan pertahanan terhadap kuman, so kalo ada luka (luka bakar, iritasi digaruk, ato kena pisau) maka kuman jadi lebih mudah masuk tubuh. Pada perokok yang silia saluran napasnya rusak, akan mudah terkena infeksi saluran nafas. Mengapa? karena gerakan silia berfungsi "menyapu" kuman yang masuk ke saluran nafas agar keluar. Batuk dan bersin juga merupakan mekanisme untuk mengeluarkan mikroba melalui aliran udara yang bertekanan tinggi dan tiba-tiba. Aliran kencing saat pipis juga merupakan mekanisme "menyapu" kuman keluar tubuh.

2. Pertahanan biokimia
Pada kulit, pH asam keringat, sekresi minyak (sebacea) dan berbagai asam lemak akan menghambat mikroba melalui efek denaturasi protein mikroba. Lisozim, suatu enzim yang terdapat pada keringat, ludah, air mata dan ASI dapat menghancurkan lapisan peptidoglikan dinding bakteri Gram positif. Ludah (saliva) juga mengandung enzim laktooksidase (perusak dinding sel mikroba), antibodi (IgA) dan komplemen (berperan dalam proses opsonisasi). Asam Lambung (HCl), enzim proteolitik, antibodi (IgA) dan empedu dalam usus halus membentuk suatu kondisi lingkungan yang tidak mendukung hidup bakteri dan mencegah infeksi. pH yang rendah pada vagina dan spermin dalam semen menghambat tumbuhnya bakteri Gram positif. Laktoferin dan transferin dalam serum darah akan mengikat besi (Fe) yang merupakan metabolit esensial bagi kelangsungan hidup bakteri seperti pseudomonas.

3. Pertahanan Humoral
Merupakan zat-zat larut dalam cairan tubuh (cairan tubuh=humor) yang terlibat dalam mekanisme penghancuran agen infeksi. Misalnya adalah komplemen, protein fase akut (C-reactive protein, lektin/kolektin, alfa1-antitripsin, amiloid serum A, haptoglobulin, C9, faktor B, fibrinogen), mediator asal fosfolipid (untuk produksi prostaglandin dan leukotrien), sitokin IL-1, IL-6 dan TNF-alfa.

4. Pertahanan Seluler
Sel-sel yang berperan dalam pertahanan seluler nonspesifik adalah fagosit (netrofil, makrofag, momosit, sel dendritik), sel natural killer (NK), sel mast dan eosinofil.

Referensi:
Baratawidjaja KG, Rengganis I. Imunologi Dasar. Edisi 9. Balai. Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas. Indonesia. Jakarta; 2010.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar