Laman

Kamis, Agustus 09, 2012

Gosip Artis: Pergunjingan atau Ghibah yang Mendzolimi

Prihatin. Orang Indonesia serasa terjebak ke dalam suatu perbuatan yang tidak terpuji. Gosip di infotainment maupun di koran sama saja dengan menggunjing. Ya menggunjing atau pergunjingan. Kata dengan arti negatif yang hampir saja menghilang digantikan kata baru "gosip". Seakan-akan tidak ada yang salah dengan menggosip. Seakan-akan menggosip lebih baik daripada menggunjing. Tanpa ada rasa bersalah...
Gosip adalah obrolan tentang orang-orang lain; cerita negatif tentang seseorang; pergunjingan (Kamus Besar Bahasa Indonesia)
Dalih 1: Bukankah kalau membicarakan mengenai kebenaran tidak dilarang?
Membicarakan sesuatu mengenai orang lain, di saat orang itu tidak ada, da yang dibicarakan benar terjadi maka inilah yang disebut ghibah atau bergunjing. Dalam Islam hal ini dilarang bahkan dipersamakan dengan memakan bangkai saudara sendiri. Kalau yang dibicarakan itu tidak terjadi namanya adalah fitnah.
Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka (kecurigaan), karena sebagian dari prasangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah sebagian kalian menggunjingkan (ghibah) sebagian yang lain. Adakah seorang di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Hujuuraat: 12)

Dalih 2: Salahkah ingin mengambil pelajaran dari peristiwa yang di alami orang lain?
Apakah benar itu niatnya? Seandainya yang bersangkutan yang memutuskan untuk menceritakan ke orang lain mungkin saja boleh. Dia ridho peristiwanya di ketahui oleh umum. Tetapi kalau info yang dicuri-curi oleh wartawan investigasi gosip? Apa tujuannya? Apakah si Empu berita rela seperti itu. Masih ingatkah mengapa banyak artis yang sebal dengan paparazi? Karena mereka bertujuan mengurusi urusan pribadi dan membuat gunjingan (baca gosip) demi uang.



Dalih 3: Bukankah sebagai public figure harus tahu risiko digosipkan (digunjingkan)?
Public figure juga manusia. Aibnya harus berusaha ditutupi oleh saudaranya dan tidak disebar-sebarkan begitu mudahnya. Kecuali untuk kepentingan tertentu misalnya peradilan dan sebagainya. Era keterbukaan selepas reformasi 1997 membuat segala hal menjadi bahan pergunjingan. Tentu saja hal-hal negatif. Terutama adalah aib, kekurangan dan kesalahan dalam hidup para public figure. Makin prihatin lagi bila informasi yang disampaikan wartawan gosip bersifat tendensius, kalimat-kalimat memojokan dan tidak netral. Demi sebuah headline berita yang menjual dan berkepanjangan...

“Tahukah kalian apa itu ghibah?”, Mereka menjawab, “Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu.” Beliau bersabda, “Yaitu engkau menceritakan tentang saudaramu yang membuatnya tidak suka.” Lalu ditanyakan kepada beliau, “Lalu bagaimana apabila pada diri saudara saya itu kenyataannya sebagaimana yang saya ungkapkan?” Maka beliau bersabda, “Apabila cerita yang engkau katakan itu sesuai dengan kenyataan maka engkau telah meng-ghibahinya. Dan apabila ternyata tidak sesuai dengan kenyataan dirinya maka engkau telah berdusta atas namanya (berbuat buhtan).” (HR. Muslim. 4/2001. Dinukil dari Nashihatii lin Nisaa’, hal. 26)

Manusia zaman ini sulit sekali untuk menghindar dari konsumsi berita semacam ini. Termasuk saya. Walaupun ada beberapa syarat sebuah berita ghibah dibolehkan. Setidaknya, yang bisa dilakukan adalah meminimalisasi dan tetap berusaha sadar bahwa gosip itu ghibah yang tidak terpuji dan sama dengan menggunjing. Semoga kita terlindung dari terbukanya aib kita dan sibuk mengurusi aib orang lain...



Sumber lanjut: http://muslim.or.id/akhlaq-dan-nasehat/ghibah-atau-nasihat.html“Tahukah kalian apa itu ghibah?”, Mereka menjawab, “Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu.” Beliau bersabda, “Yaitu engkau menceritakan tentang saudaramu yang membuatnya tidak suka.” Lalu ditanyakan kepada beliau, “Lalu bagaimana apabila pada diri saudara saya itu kenyataannya sebagaimana yang saya ungkapkan?” Maka beliau bersabda, “Apabila cerita yang engkau katakan itu sesuai dengan kenyataan maka engkau telah meng-ghibahinya. Dan apabila ternyata tidak sesuai dengan kenyataan dirinya maka engkau telah berdusta atas namanya (berbuat buhtan).” (HR. Muslim. 4/2001. Dinukil dari Nashihatii lin Nisaa’, hal. 26)

Dari artikel Ghibah atau Nasihat? — Muslim.Or.Id by null“Tahukah kalian apa itu ghibah?”, Mereka menjawab, “Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu.” Beliau bersabda, “Yaitu engkau menceritakan tentang saudaramu yang membuatnya tidak suka.” Lalu ditanyakan kepada beliau, “Lalu bagaimana apabila pada diri saudara saya itu kenyataannya sebagaimana yang saya ungkapkan?” Maka beliau bersabda, “Apabila cerita yang engkau katakan itu sesuai dengan kenyataan maka engkau telah meng-ghibahinya. Dan apabila ternyata tidak sesuai dengan kenyataan dirinya maka engkau telah berdusta atas namanya (berbuat buhtan).” (HR. Muslim. 4/2001. Dinukil dari Nashihatii lin Nisaa’, hal.


Dari artikel Ghibah atau Nasihat? — Muslim.Or.Id by null

Tidak ada komentar:

Posting Komentar