Laman

Selasa, April 03, 2012

Mengapa Kulit Skrotum dan Penis berwarna gelap?

Pubertas memang berkaitan dengan perubahan dari organ genital termasuk kulit skrotum dan penis. Saat masih kecil kulit skrotum (buah zakar) dan penis (zakar)masih relatif lebih "terang" daripada saat dewasa. Namun setelah puber, berangsur-angsur warna kulit di daerah tersebut menjadi lebih gelap daripada sebelumnya. Mengapa hal ini terjadi? Normalkah? Sebenarnya hal ini berkaitan dengan naiknya hormon pria atau hormon androgen. Nah hormon androgen akan memiliki efek-efek tertentu jika "menempel" pada penerima atau reseptor di sel-sel tubuh.

Kulit Skrotum dan Penis memilliki banyak reseptor androgen

Bila dianalogikan, reseptor androgen adalah semacam gembok pintu dan hormon androgen adalah semacam kunci. Kalau banyak gembok tapi belum ada kunci ya pintu tidak dapat dibuka. Begitu juga sebaliknya, bila kunci banyak tetapi gembok pada pintunya sedikit ya tetep sedikit efeknya. Nah bila kunci dan gembok berikatan maka pembukaan pintu dapat terjadi dan menyebabkan sinyal-sinyal perubahan aktivitas sel. Sebelum pubertas, kulit skrotum dan penis walaupun punya banyak reseptor androgen namun masih banyak yang belum berikatan. Setelah puber dimulai, hormon androgen akan meningkat, sehingga makin banyak pula yang berikatan dengan reseptor androgen di kulit skrotum dan penis.

Ikatan androgen dan reseptor di kulit skrotum dan penis menyebabkan hiperpigmentasi
Hormon akan berefek jika menempel pada reseptornya di jaringan. Daripada bagian tubuh lain, reseptor androgen di kulit skrotum dan penis lebih banyak. Semakin banyak ikatan antara androgen dan reseptornya semakin banyak pula produksi pigmen melanin oleh melanosit. Padahal pigmen melaninlah yang bertanggungjawab terhadap warna kulit. Akibatnya terjadi hiperpigmentasi atau kulit berwarna lebih gelap dari sekitarnya dan dari kondisi sebelum puber.

Selain berefek warna kulit lebih gelap, terjadi juga kerutan/lipatan pada kulit skrotum
Ikatan hormon androgen dengan reseptor di kulit skrotum juga akan mengubah struktur kulit. Skrotum menjadi lebih berlipat-lipat/berkerut-kerut dan semakin membuatnya tampak lebih gelap warnanya. Hal ini normal terjadi menandakan kulit skrotum dan penis berespon terhadap peningkatan androgen. Malah yang harus diwaspadai jika sudah usia 20 tahun tetapi warna kulit skrotum dan penis tidak lebih gelap dan skrotum tidak berkerut-kerut (sama dengan saat masih usia anak-anak). Seseorang dalam kondisi ini diduga belum mengalami pubertas atau delayed puberty.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar