Laman

Selasa, Februari 01, 2011

Masih Ingin Menambah Tinggi Badan?





Berdasarkan pengamatan subjektif, manusia zaman sekarang sepertinya lebih banyak yang bertubuh tinggi daripada zaman dahulu, selain banyak juga yang kegemukan "O". Di sisi lain, pencitraan habis-habisan bahwa tubuh tinggi itu sangat penting dilancarkan oleh berbagai produk nutrisi atau iklan lowongan kerja. Tidak heran, masih banyak, atau makin banyak orang yang merasa tinggi badannya belum mencukupi dan ingin bertambah tinggi. Dari pengalaman, biasanya perasaan tidak puas ini muncul pada usia belasan sampai awal duapuluhan. Fase dimana bentukan atau penampakan diri menjadi sangat penting. Setelah fase itu terlampaui (mungkin karena sadar tingginya sudah mentok) selanjutnya menjadi realistis dan akhirnya pasrahhh...


Sebenarnya, apa kentungan atau kerugian memiliki tubuh tinggi? Mengapa banyak orang terobsesi dengan tubuh tinggi ya?

1. Beberapa pekerjaan mensyaratkan tinggi minimal
Memang benar, beberapa pekerjaan membutuhkan tinggi yang sesuai. Mungkin ini berkaitan dengan operasional peralatan misalnya pilot, polisi dan teknisi. Sebagian lain merujuk asumsi umum tentang penampilan menarik, tinggi badan harus tegap gempita atau langsing melambai. Padahal tidak mempengaruhi kinerja, tapi diduga berhubungan dengan "kenyamanan mata" pelanggan. Ya, kalau mau bisa jadi apa saja, bertubuhlah tinggi.



2. Orang yang bertubuh tinggi secara psikologis berkesan lebih superior
Lihat saja, kalau orang yang tinggi bicara dengan orang pendek. Tanpa peduli jabatan, umur, pendidikan dll penampakan yang terjadi adalah: "kenyataanya gue nunduk lo tengadah hahaha..."


3. Penampilan orang tinggi lebih bagus
Ada artis terkenal yang keren, cool, cakep, mode tapi tubuh relatif pendek? Tentu saja ada. Tapi dikit. Tapi yang pasaran adalah tinggi, putih, keren. Salut buat artis relatif pendek, kemampuan anda melampaui tinggi badan anda. (Sayang ya, diriku bukan artis T_T)


4. Orang yang tinggi terkesan cukup gizi
Ya, status kecukupan gizi jangka panjang bisa dilihat dari tinggi badan. Kalau jangka pendek mungkin bisa dari berat badan. Tapi ini bukan satu-satunya faktor. Faktor genetik, aktivitas dan takdir juga berpengaruh. Berani menyalahkan takdir?

Sebenarnya, niat awal buat artikel ini adalah motivasi dan support buat orang relatif pendek. Tapi kok kayaknya jadi sebaliknya ya. Ya ya ya, walaupun memang lebih tinggi MUNGKIN SAJA lebih baik, yang jelas, mau pendek atau tinggi tidak BERHAK disesali. Sesuatu yang bawaan adalah bekal, selanjutnya usaha meoptimalkan potensi sebagai manusia-lah yang LEBIH BERNILAI. Mau pendek juga bisa jadi presiden atau wakil presiden tuh. Tinggi juga bisa sakit-sakitan. Setidaknya, masih banyak hal yang lebih bermutu dari pada membuang waktu ribut ribet sendiri tentang tinggi badan... (maklumlah sudah fase pasrahhhh...ah ah :).


So, salahkah ingin bertubuh tinggi? tentu saja tidak, tetapi terlalu terobsesi menjadikan segalanya tidak lebih baik. Pernah dengar tentang tulang yang dipatahkan lalu disambung biar lebih tinggi? Atau minum hormon pertumbuhan sehingga tulangnya besar-besar dan aneh? Saya rasa-rasa memang terlalu berlebihan. Padahal tubuh ideal sehat proposional fungsional (lagi bercermin-red) adalah yang lebih bernilai kan? Oh ya kalau masih usia pubertas sebaiknya pakai cara alami saja dah (klik disini).



Pertanyaan:
a. Bagaimana mekanisme tubuh bertambah tinggi?
b. Sampai umur berapa manusia bertambah tinggi?
c. Bagaimana cara kerja obat peninggi badan yang diiklankan di koran dan majalah?
d. Bagaimana cara meninggikan badan secara alami?
e. Apa efek samping teknik-teknik menambah tinggi badan?

Jadi ingat kalimat iklan susu anak, "tumbuh itu ke atas, bukan ke samping". Sekilas bener, padahal logikanya tubuh yang tumbuh dengan baik itu ke atas dan kesamping secara proposional. Kalau hanya ke atas? bayangkan sendiri :D. Bagai ranting tertiup daun talas...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar