Laman

Rabu, Januari 12, 2011

Ludah... bukan hanya untuk meludah

Ludah atau saliva adalah cairan yang disekresikan oleh kelenjar ludah. Dalam sehari sekitar 800-1500 ml ludah diproduksi dan tertelan kembali atau bersama makanan. Kelenjar ludah di rongga mulut terbagi menjadi 2 yaitu kelenjar ludah mayor dan minor. Kelenjar ludah mayor ada 3 pasang yaitu kelenjar parotis, kelenjar submandibula dan kelenjar sublingualis. Kelenjar parotis adalah kelenjar ludah paling besar dengan dominasi sekresi yang bersifat serous (encer). Kelenjar submandibularis memproduksi 70-75% volume total ludah dan cenderung seromukus. Sedangkan kelenjar sublingualis mempunyai karakteristik cenderung mukus. Selain kelenjar ludah mayor yang berukuran besar, terdapat sekitar 600-1000 kelenjar ludah minor di rongga mulut.

Ludah mengandung berbagai macam komponen yang fungsional. Secara umum ludah mengandung 90% air, mukus, enzim, elektrolit dan immunoglobulin.

1. Enzim
Enzim yang terkandung meliputi dua enzim pencernaan yaitu alfa amilase (optimal pada pH 6-7) yang mencerna karbohidrat dan lipase lingual yang mencerna lemak (aktif setelah berada dalam kondisi asam di lambung). Lysozim dan Lactoferrin merupakan enzim antimikroba yang berperan menghambat pertumbuhan dan membunuh bakteri. Lysozim akan melisiskan dinding sel bakteri. Lactoferrin bersifat bakteriostatik, akan mengikat zat besi (ferri) yang dibutuhkan bakteri untuk membelah diri.
2. Mukus
Mukus di ludah merupakan glikoprotein yang berfungsi melumasi makanan sehingga mudah ditelan serta melindungi mukosa rongga mulut dari kekeringan.
3. Elektrolit
Ludah mengandung ion bikarbonat yang disekresikan sehingga kadarnya 2-3 kali kadar di plasma darah. Kadar Kalium juga meningkat sementara kadar Natrium dan Chlorida lebiih rendah daripada di plasma darah. Pada ludah juga terdapat ion thiosianat yang dengan bantuan lysozym dapat masuk ke dalam bakteri dan membunuh bakteri (bactericidal).
4. Imunoglobulin
Ludah mengandung Imunoglobulin A yang bertugas melawan bakteri dan virus.

Sekresi jenis dan volume ludah dikontrol oleh sistem saraf otonom. Stimulasi parasimpatis akan meningkatkan sekresi ludah, misalnya dirangsang dengan reseptor rasa (terutama asam) dan reseptor sentuhan di lidah dan langit-langit rongga mulut. Stimulasi Simpatis lebih sedikit meningkatkan sekresi dari pada parasimpatis, sehingga dalam kondisi stress emosional (simpatis dominan) sekresi ludah akan berkurang, mulut menjadi lebih kering dan higenisitas mulut juga terpengaruh karena efek sekunder berkurangnya faktor-faktor perlindungan terhadap bakteri dan virus. Pada anak-anak usia 2-12 tahun yang kekebalannya belum baik, sering terjadi infeksi virus Paramyxovirus pada kelenjar parotis yang menyebabkan penyakit Mumps (gondongan).

Pertanyaan:
a. Mengapa orang dulu mengolesi luka lecet dengan ludah?
b. Mengapa dalam kondisi stress mudah sariawan?
c. Mengapa makanan panas dan asam mengganggu fungsi enzim pencernaan ludah?



Tidak ada komentar:

Posting Komentar