Semacam refleksi. Batuk banyak penyebabnya. Kompleks. Dan kadang kejam. Bayangkan saat wajah kita basah karena ada orang batuk gak beretika. Atau pas tidur tiba-tiba bangu karena ada orang batuk2 tak permisi. Atau ketika kita berbicara serius dan fokus tapi tiba-tiba ada orang ketiga yang batuk-batuk sambil senyam-senyum? Ho ho... pahamilah batuk dan orangnya agar anda sedikit lebih sabar...:)
Mengapa harus batuk?
Batuk merupakan proses pertahanan tubuh. Dengan batuk kotoran, debu dan kuman yang ada di saluran nafas bisa dikeluarkan. Sampah-sampah biar keluar bersama lendir atau dahak. Tapi jangan batuk terlalu keras, entar paru-paru dan usus bisa ikut keluar tuh seperti ilustrasi di atas...
Penyebab batuk apa aja sih?
Batuk bisa disebabkan alergi atau iritasi faring (makan emping ato teri, kurang minum, banyak ngomong dll) atau infeksi saluran nafas atas. Selain itu batuk bisa merupakan salah satu gejala penyakit yang lebih serius misalnya asma bronchial, gagal jantung atau bahkan keganasan saluran nafas. Batuk yang disadari bisa juga sebagai tanda tidak setuju, nyindir-nyindir ampe keselek biji kelapa. Tapi awas kalau keseringan batuk-batukan (membatukkan diri) maka bisa tidak berefek bahkan membuat curiga orang lain (ini orang sakit beneran ya?) So bisa sepele mpe gawat2 gitu deh...
Buat apa tahu penyebabnya?
Kalau tahu penyebabnya kan bisa diobati. Tentu saja kalau batuk beneran bukan batuk bercanda. Kalau yang batuk volunter yang kronis sih perlu diterapi psikologis juga. Wong yang sakit kepalanya hehe...
Batuk yang serius, saat diobati, tentu yang disasar oleh obat adalah menghilangkan penyebabnya selain meringankan keluhan.
Karena batuk buanyak penyebabnya, maka yang dibahas tentang gangguan saluran nafas atas saja (menurut data epidemiologi dan pengalaman pribadi paling sering dijumpai nih). Berikut tabel tentang penyakit batuk ditinjau dari sudut pandang kemungkinan penyebab dan obat-obat yang digunakan
Tabel 1. Penyakit Batuk pada saluran nafas bagian atas
Jenis obat banyak sekali, apa itu antinflamasi dkk, dan Antibiotik?
Kalau anda tidak tahu, cari di mbah google donk! Susah amir (ini bukan saya yang buat nulis, lain waktu saya bahas ya-red)
Antibiotik? Wah ngeri amat?
SWGL (So what gitu loh). Sudahkah anda tahu tentang antibiotik. Antibiotik itu jenis obat untuk membunuh atau menghambat perkembangan bakteri (kok namanya bukan antibakteri? Bedanya apa?hmmm maaf I juga lupa-red). Antibiotik-seperti obat lain juga- ada manfaat dan efek simpang (efek samping juga boleh) indikasi dan kontraindikasi. So penggunaanya harus tepat dan sesuai indikasi. (All about antibiotik next time aja ya..)
Kapan digunakan antibiotik pada batuk?
Dari table di atas tampak bahwa antibiotik diindikasikan untuk pengobatan batuk karena infeksi bakteri. Batuk karena bakteri bisa disebabkan oleh berbagai macam bakteri. Yang ditakutkan adalah batuk karena infeksi Streptococcuss, karena bila tidak mendapat pengobatan yang memadai komplikasinya bisa berat. Di sisi lain bila antibiotic digunakan untuk batuk karena infeksi virus dan lainnya maka terjadilah penggunaan antibiotic yang tidak rasional. Selain boros juga tidak efektif dan tepat sasaran. Bisa jadi bakteri-bakteri baik yang terbunuh, sehingga malah merugikan tubuh secara umum. Mungkin kalau ada fasilitas lab (misalnya lab darah), hal ini mudah saja, tapi kalau tidak ada maka penggunaan antibiotik berdasarkan hasil pemeriksaan fisik dan anamnesis.
Tanda dan gejala batuk yang seperti apa yang perlu antibiotik?
Anda tahu beda gejala dan tanda? Gejala itu symptom dan tanda itu sign. (whateverlah...). Nah bagaimana membedakan batuk karena infeksi bakteri atau virus secara klinis? Ternyata ada kriteria impor yang bisa membantu kita (setidaknya ada dasar sesuai teksbooknya not just based on experience lah). Berikut ini kriteria “Centor” yang dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan pengunaan antibiotik.
Setiap indikator bernilai +1. Kalau usia 15-44 tahun skor 0, kalau lebih dari 44 skor -1. Kemudian skor tiap indikator dijumlahkan. semakin banyak skornya, semakin mungkin infeksi streptococcus terjadi sehingga terapi langsung dengan antibiotik bisa dilakukan. Kemungkinan infeksi bakteri streptococcus jika skor:
0 (2.5%) dan 1 (6%-6.9%)
Tidak perlu antibiotic atau lab
2 (14.1%-16.6%) dan 3 (30.1%-34.1%)
Kultur, bila positif di tx antibiotik (kalau kultur tidak memungkinkan ya gmn ya? tergantung keadaan umum dan nutrisi pasien?)
4 (55.7%)
Terapi empiris antibiotic
Misalnya adik kita usia 12 tahun, panas 38,3 derajat, batuk-batuk terus, faringnya kemerahan, sakit, pinggirnya ada eksudatnya (warna putih kuning2 seperti gitulah) trus di rahang bwah leher depan ada benjolan yang nyeri kalo ditekan, So... berarti skornya adalah.....4
So, 50 % lebih kemungkinan infeksi streptokokus jadi boleh aja di terapi empiris antibiotik. Ya sepertinya bgtulah simplify-nya.... Tidak lupa CMIIW ya…
Sumber:
http://www.mdcalc.com/modified-centor-score-for-strep-pharyngitis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar