Zaman sudah berubah, bahkan cuma dibandingkan 10 tahun lalu saat masih awal kuliah, sungguh sangat-sangat berbeda. Pengamatan langsung dan melalui cerita di kos-kosan di suatu sudut Jogja. Pengamatan mengenai interaksi anak kos dengan lain jenis. Saat ini sangat-sangat longgar. Masing-masing jenis seperti memandang remeh tempat privasi dan area interaksi.
Seorang Wanita Masuk Kamar Pria dan Sebaliknya
Jujur saja, 10 tahun lebih saya kos, tidak ada satupun teman wanita yang masuk ke kamar saya. Saya menerima mereka ketika bertamu di luar kamar atau di ruang tamu. Bahkan ketika ruang tamu tidak memungkinkan lebih baik saya menerima mereka di halaman rumah. Tentu saja dengan kalimat maaf. Ini suatu bentuk penghargaan saya terhadap mereka. Mewanitakan dan menghormati mereka.
Apakah hal tersebut memang sudah lazim?
Beberapa waktu lalu, saya mewanti-wanti temen saya yang ternyata sampai membiarkan seorang temen wanita menginap di kamar!! Bener, menginap dan mereka anggap itu ndak apa-apa? Seorang muslim, sholat dan juga ngaji. Saya mencoba mencari dukungan dari temen satu kos (anak baru S1) yang lain. Lalu apa yang dikatakan...
Apakah yang manjadi lazim itu lalu menjadi baik?
Tingkat pendidikan dan usia menjadi pembenaran hal tersebut? Apakah sudah dianggap wajar dan menjadi biasa seseorang lain jenis memasuki kamar dan menginap? Tapi saya merasa berkewajiban mengingatkan dan mendapatkan jawaban ...
Seorang Wanita Masuk Kamar Pria dan Sebaliknya
Jujur saja, 10 tahun lebih saya kos, tidak ada satupun teman wanita yang masuk ke kamar saya. Saya menerima mereka ketika bertamu di luar kamar atau di ruang tamu. Bahkan ketika ruang tamu tidak memungkinkan lebih baik saya menerima mereka di halaman rumah. Tentu saja dengan kalimat maaf. Ini suatu bentuk penghargaan saya terhadap mereka. Mewanitakan dan menghormati mereka.
Apakah hal tersebut memang sudah lazim?
Beberapa waktu lalu, saya mewanti-wanti temen saya yang ternyata sampai membiarkan seorang temen wanita menginap di kamar!! Bener, menginap dan mereka anggap itu ndak apa-apa? Seorang muslim, sholat dan juga ngaji. Saya mencoba mencari dukungan dari temen satu kos (anak baru S1) yang lain. Lalu apa yang dikatakan...
"Sudahlah mas, mereka sudah dewasa kok, sedang sekolah S2 lagi, bukan anak kecil. Mereka tau mana yang salah dan yang benar"Saya kehilangan kata...
Apakah yang manjadi lazim itu lalu menjadi baik?
Tingkat pendidikan dan usia menjadi pembenaran hal tersebut? Apakah sudah dianggap wajar dan menjadi biasa seseorang lain jenis memasuki kamar dan menginap? Tapi saya merasa berkewajiban mengingatkan dan mendapatkan jawaban ...
"Mas, saya dan temen saya itu temen deket, lagian juga bukan anak-anak lagi. Gak enak kan kalo diterima di luar. Kita kan mau mengerjakan tugas bareng"Tugas bareng jadi alasan? Heran, punya akal kok ndak digunakan. Saya dan temen saya pernah dan sering satu tugas dengan teman wanita, tetapi tidak satupun kegiatan yang memaksa harus menginap di tempat saya atau sebaliknya. Biasanya lebih baik di kampus sampai malam dan tidur disana, daripada di kos teman. Atau kalau menginapun di tempat teman sesama pria dan sesama wanita. Kita bagi tugas selanjutnya esok hari digabungkan. Saya anggap ini suatu bentuk saling menghargai, menghormati dan menjaga kehormatan bukan?
Benarkah Pendidikan dan Usia menjamin terkendalinya Nafsu
Perselingkuhan, hubungan seksual yang bebas, menurut saya terjadi karena dua hal yaitu kesempatan dan pertahanan diri yang lemah. Islam, agama yang saya anut, sangat berhati-hati mengatur interaksi antara wanita dan pria. Nafsu syahwat antara pria dan wanita, tingkat pendidikan dan usia dalah tiga hal yang berbeda. Pernahkah melihat berita perselingkuhan anggota DPR, Bupati dan bahkan tokoh agama yang berpendidikan tinggi dan usianya lebih dari dewasa? Mengapa mereka tidak dapat menghindari hal tersebut dan malah terjebak di dalamnya? Karena mungkin saat itu, nafsu yang kuat berkesempatan di saat pertahanan logika, agama, dan keluarga dalam kondisi terlemah.
Nafsu seksual pria memuncak pada dini hari
Secara ilmu kesehatan yang saya pelajari, nafsu seksual pria (desire) terkait hormon testosteron, yang kdarnya meningkat pada malam menjelang dini hari. Sekitar jam 4 pagi sampai setelah shubuh kadar testosteron pada puncaknya. Hal ini bisa dideteksi pada pria, walaupun tidak ada pikiran apapun akan mengalam ereksi beberapa kali pada malam dan juga pagi hari. Pagi hari paling berbahaya, kondisi tubuh telah fit karena beristirahat semalaman. Apalagi bila pada saat itu terbesit pikiran yang erotis nan merangsang, maka nafsu seksual akan makin meningkat. Bukankah hal ini makin berisiko?
Nafsu seksual wanita meningkat pada sekitar ovulasi
Nafsu seksual wanita terkait silkus menstruasi. Pada hari-hari menjelang ovulasi (pelepasan sel telur dari ovarium) seorang wanita akan merasakan suhu tubuhnya meningkat. Aliran darah ke seluruh tubuh makin lancar karena pembuluh darah melebar. Hal ini merupakan ritme alami, jika terdapat stimulus seksual (pikiran, sentuhan dan sebagainya) seorang wanita akan mudah terangsang. Bukankah ini rawan juga?
Apakah ini dianggap aneh, naif dan munafik di zaman ini Apakah salah kita berhati-hati...T.T.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar