Laman
▼
Jumat, April 15, 2011
Mengertiku mengertikanmu
Kepak sayap itu bukanlah barisan pedang,
tapi hembusan anginnya mampu melukai hati
Riak itu bukanlah di sungai raksa,
tapi butiran uapnya mampu meleburkan rasa
Lama waktu membeku, tanpa usaha memecah sembilu
Semakin dingin dan gelap, bagai bunga es di dalam frezer saat mati lampu...
Ah...
Salahkah bila aku mengharap dinda, memandangku tanpa prasangka?
Hati ini bukanlah batu, yang harus dilebur dulu sebelum bertunas
Rasa ini bukanlah hembusan, yang tak teraba dan mudah terlupa...
Salahkah aku bila mengharap dinda, menyediakan ruang untuk bicara?
Batu dan pasir adalah sama, tapi mengisi relung yang berbeda
Hembusan dan topan adalah sama, tapi mengusap raga, dengan cara yang berbeda
Cobalah mengertikanku, yang mencoba mengertikanmu...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar