Laman

Minggu, April 28, 2013

Pemenang X-Factor Indonesia 2013: Fatin Sidqia Lubis

Prediksi saya agak meleset. Saya pikir yang menjadi 3 besar adalah Fatin, Novita Dewi dan Shena. Di Gala 10, Shena sudah stop sedang Mikha yang melaju. Padahal berdasarkan observasi selama 2 bulan lebih, Shena secara musikalitas lebih cerdas dan berkembang daripada Mikha. Shena lebih variatif di setiap penampilannya dan tampak "passion"-nya. Sementara  itu, grup bentukan Ahmad Dani, NU Dimension, menunjukan perkembangan pesat. Semakin kompak dan bersinergi. Namun, saya gak nyaman aja liat mereka, walau bagus sih (terlanjur anti ma boysband hehe..). Karena saya harus memilih, maka saya pilih tiga besar adalah Fatin, Novita dan NU Dimension. Dan akhirnya, pemenang X-Factor Indonesia adalah Fatin!! Karena Fatin punya beberapa X-Factor yang lebih dari sekedar bisa nyanyi.


Suara tidak mirip suara penyanyi Indonesia
Penyanyi Indonesia itu suaranya merdu-merdu lho. Tapi ndak ada yang mirip dengan Fatin. Fatin memiliki warna suara yang bening sekaligus serak. Malah berdasar pengamatan juri-juri, suaranya mirip dengan karakter penyanyi luar negri. Misal sedikit mirip RIhanna, sedikit mirip Brenda Lee atau sedikit mirip Cloudia Sciper. Makanya, berdaar observasi selama ini, terasa lebih pas kalo Fatin menyanyi lagu barat daripada lagu Indonesia. Suara Fatin sudah berkarakter, gak perlu nada tinggi untuk enak didengar. Asal lagunya santai dan cocok, suara Fatin terdengar sangat nyaman di telinga. Kalo gak cocok... ya ancur hehe...


Gaya dan performance yang familier
Ketika meilhat Fatin, seperti melihat orang-orang di sekitar kita.Fatin mirip adik, teman, anak atau tetangga yang masih SMA dan unyu-unyu. Teriak-teriak nyanyi sendiri tapi versi yang suaranya merdu. Gaya Fatin merupakan perwujudan gaya anak SMA kebanyakan, kadang sok imut dan alay. Atau malah menjadi keterwakilan remaja-remaja muslim yang berjilbab. Bahkan menjadi bayangan sosok pacar atau malah calon istri impian (haha..). Yang melihat Fatin akan terikat secara personal karena kemiripan dan keterwakilan ini. So, fans Fatin bisa segala umur dan segala jenis kelamin.

Yup, itu hanya dua saja. Sebenarnya banyak lho hal lainnya. Misalnya masih muda, cantik, berhijab, tampak alim dan lainnya yang menyebabkan ada rasa sayang pada Fatin. Wajahnya termasuk menyenangkan untuk dilihat. Apapun, saat ini pun sudah jelas, pemenangnya adalah Fatin, minimal di hati saiaa (ceilee segitunya)...

Yep, tulisan ini dibuat sekitar sebulan lalu, dan malam ini tanggal 24 Mei 2013, Fatin ternyata memang benar-benar jadi pemenang di banyak hati (baca:pulsa) orang di Indonesia :). Sukses dah Fatin :D

Link: Lirik Single Fatin, Aku Memilih Setia

Film English Vinglish (2012): Perjuangan Belajar Bahasa Inggris

Bagi saya yang sedang belajar bahasa asing dan merasa kesulitan, melihat film seperti mendapatkan energi baru. Film dengan cerita yang sangat sederhana tetapi begitu menggelitik untuk direnungi. Garis besarnya adalah tentang perjuangan Sridevi (Shasi Godbole), seorang ibu rumah tangga di India yang tidak pandai berbahasa Inggris. Dia merasa dipandang sebelah mata oleh anak dan suaminya karena hal ini. Kejadian demi kejadian mengusik harga dirinya, membuatnya menyimpan obsesi untuk mampu bicara bahasa Inggris. Suatu ketika dia mengunjungi saudaranya yang akan menikah di Amerika  sehingga berkesempatan kursus singkat bahasa Inggris. Ia merahasiakan proses belajarnya ini dari anak dan suaminya. Banyak hal yang terjadi. Termasuk romantisme dengan seorang pria Prancis yang mengusik hatinya. Tekadnya  untuk maju begitu kuat, yang akhirnya berbenturan dengan perannya sebagai ibu dan suami. Semua tergambarkan begitu alami, manusiawi dan logis. Oh ya, berikut ini nilai-nilai yang bisa saya ambil dari film yang indah ini.. 


Belajar bahasa itu harus punya motivasi dan komitmen
Sebenarnya belajar hal apapun perlu dua hal ini, motivasi dan komitmen. Motivasi yang kuat akan memberikan semangat yang membuat kita bertahan ketika menemui kesulitan-kesulitan. Dengan motivasi juga kita mampu menjaga komitmen. Komitmen untuk terus maju dan mengatasi rintangan yang ada. Komitmen yang membuat kita bertahan dalam suatu proses dan menyelesaikannya.

Belajar bahasa itu bisa dilakukan oleh siapapun pada umur berapapun
Tidak ada kata terlalu tua untuk belajar. Manusia diberi kemampuan untuk mempelajari hal baru. Seperti Sridevi, tokok utama yang sudah berusia sekitar 30-40an tahun. Dia sudah bukan dalam masa keemasan belajar bahasa. Begitu juga teman-teman satu kursusnya. Mereka punya alasan, motivasi yang kuat dan komitmen menjalani proses. Itulah kunci belajar bahasa.

Bahasa adalah sarana untuk memperluas wawasan dan tidak harus kehilangan identitas
Dengan mengetahui bahasa asing kita bisa mengerti budaya dan peristiwa orang berbagai negara. Akan tetapi tahu tidak lalu membuat kita larut dan ikut-ikutan dalam budaya bangsa lain. Seperti Sridevi yang tetap menjunjung nilai-nilai budaya India sebagai wanita, istri, ibu dan juga manusia.


Saya merasa sedang melihat diri sendiri di film ini. Bahwa ketidakmampuan berbahasa asing telah membuat saya merasa dilecehkan, terhina dan bodoh. Betapa kesulitan-kesulitan saya belajar memang lazim terjadi dan harus bertahan. Ya.. film ini bukan hanya tentang belajar bahasa asing, tetapi mengupas lebih dalam lagi. Dan kaalimat yang sangat bernilai dari Sridevi, menutup film ini dengan sangat indah dan menyentuh. Tentang kesetaraan dan penghargaan. Tentang kesetiaan dan komitmen. Tentang penerimaan diri sendiri. Tentang semangat untuk maju ...