Laman

Rabu, Maret 30, 2011

Pertolongan Pertama pada Radang Tenggorokan




Radang tenggorok merupakan salah satu penyakit yang luar biasa biasa terjadi. Radang atau inflamasi di tenggorokan secara medis disebut Faringitis atau Laringitis. Kalau amandel atau tonsil juga sudah meradang disebut pula Tonsilitis. Kalau semua-muanya terkena ya Tonsilofaringolaringitis. Komplit dah...

Gejala awal pradangan atau inflamasi secara umum adalah kemerahan (rubor), panas (kalor), nyeri (dolor), pembengkakan (tumor) dan gangguan fungsi (fungsiolesa). Tergantung dimana tempat terjadi peradangan. Kalau di tenggorokan bisa nyeri menelan, kemerahan, rasa ngganjel atau susah menelan, serak atau batuk-batuk. Kalau merasakan hal ini terjadi kemungkinan tenggorok terjadi radang.



Penyebab radang tenggorok bisa bermacam-macam. Bisa karena iritasi makanan yang iritan misalnya emping, gorengan yang minyaknya ndak bagus dsb lalu berlanjut ke infeksi. Bisa juga karna memang dari awal ada infeksi virus atau bakteri. Seringkali awalnya pilek dulu, lendir dari hidung yang bervirus atau bakteri mengalir ke tenggorok. Kalau sistem pertahanan tenggorok kalah akhirnya jadi radang tenggorok.


Pertolongan pertama pada prinsipnya adalah meningkatkan daya tahan tubuh dan membunuh virus atau bakteri. Bagaimana caranya?

1. Meningkatkan Perisai Diri
Tubuh punya pasukan yang mencegah penyakit. Pasukan ini bagus atau tidak kerjanya juga tergantung kondisi tubuh. Daya tahan tubuh bisa turun kalau kurang makanan bergizi, kecapekan plus kurang istirahat. Untuk itu kalau sudah merasa-rasa ada yang tidak beres dengan tenggorok maka makanlah lebih bergizi dan beristirahatlah lebih banyak. Biarkan tubuh maksimal menghalau penyakit yang menyerang. (Ingin tahu sistem pertahanan tubuh lebih detail? klik disini dan klik yang ini)



2. Membunuhi Sang Penyerang
Bantulah tubuh dengan membunuh bakteri dan virus di tenggorok. Sepanjang radang masih lokal, yang dibutuhkan hanyalah pembunuh lokal saja. Misalnya dengan berkumur-kumur dengan mouthwash yang mengandung anti septik 3 kali sehari atau terutama sebelum dan sesudah tidur. Mengapa? Karena saat tiduran kita jarang menelan ludah yang juga mengandung anti bakteri. Alhasil virus atau bakteri tumbuh lebih leluasa saat itu. So kadang tenggorok malah makin sakit setelah posisi tiduran.


Atau kalau mau lebih tradisional, dapat juga berkumur dengan air rebusan daun sirih yang juga mengandung antiseptik.


http://hubpages.com/hub/Gargling-Therapy
http://essential-oils.most-effective-solution.com/chamomile-sore-throat-gargle/
http://www.fortunecity.com/meltingpot/yemen/762/project/sorethroat.html


Sabtu, Maret 26, 2011

Memberi bukan berarti Menolong...




Semakin sering saja. Berjumpa anak-anak bermuka lusuh dan berambut gimbal mengusap-ngusap montorku. Wajah memelas dengan lap kusut berdebu seakan tak berniat benar membersihkan. Salah tingkah antara menolak dan memberi. Bergulat antara berpikir dengan hati, atau dengan logika.

Salah jika memberi receh pada anak jalanan. Malah nanti mereka terbiasa. Begitu mudahnya meminta-minta. Memberi tetapi menjerumuskan. Harus berpikir panjang. Kepada siapa dan apa efeknya pemberian kita.

Beberapa tahun yang lalu, saya berdebat dengan teman yang hampir tidak pernah memberi sesuatu pada peminta-minta di jalan. Baginya, hal itu berarti setuju dengan tindakan mereka. Padahal meminta-minta adalah tindakan yang dibenci sang Pencipta. Tapi saya berkeras, keputusan memberi atau tidak memberi tergantung niat saat itu. Kalau memang rasa kasihan dan berniat bersedekah untuk meringankan, lalu apa salahnya memberi? Bukankah bersedekah itu baik? Masalah digunakan untuk apa, hal yang tidak mendidik atau untuk apapun itu urusan logika, bukan hati di saat memberi. Apakah harus mengintrogasi peminta-minta sebelum memberi? Sepertinya terlalu berlebihan.

Jika ada peminta-minta, keputusan memberi tergantung hati saat itu. Siapa tahu memang dia sangat membutuhkan. Prasangka yang terlalu malah membuat mencegah berbuat kebaikan.


Siapa yang benar? Entahlah....

Saat informasi mudah didapat dari manapun dan mata sudah terbuka realita, baru saya meragu. Ternyata logika juga pengendali rasa.
Orang dewasa atau yang memang terlihat tidak mampu mencari pekerjaan lain memang berhak diberi. Namun, bila mereka adalah pemuda berbadan bugar, pemakai atribut nggak jelas, mengintimidasi sambil meminta-minta, apakah layak diberi?

Tentu saja tidak. Sudah jelas. Walau itupun belum menjamin. Lalu bagaimana kalau anak-anak?
Ah anak-anak itu. Baik atau buruk belum bisa membedakan. Mereka seharusnya di bawah tanggung jawab para dewasa. Belum bisa memilih, tapi dipilihkan oleh para dewasa menjadi peminta. Dan memberi pada mereka memang tidak sama dengan menolong....




Fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh negara....pasal 34 UUD 1945 hafalan ketika SD..

Dimana negara? Mungkin negara ini begitu miskin hingga sudah berusia 66 tahun masih tidak mampu memenuhinya. Seharusnya potensi-potensi tersembunyi mereka terlindungi. Jangan sampai dipilihkan jalannya oleh para dewasa tak bertanggung jawab. Dan besar kemungkinan saat beranjak dewasa karena potensi mereka tidak berkembang, akhirnya mereka memilih melanjutkan jalan itu. Dinas sosial atau LSM peduli anak harusnya membuat hotline laporan tentang anak-anak peminta. Siapapun dapat melaporkan tempat dijumpai anak-anak itu. Selanjutnya mereka mengambil tindakan cepat pembinaan. Terlambat membuat mereka terburu terbiasa dan lari kembali ke kehidupan jalanan. Dan ini yang sering terjadi :(

Mungkin saat ini aku tidak bisa berbuat apapun. Tidak ada ide. Tapi setidaknya aku bisa menolong. Bukan dengan uang. Tapi dengan berkeputusan tidak memberi dan siap mengecewakan wajah-wajah kecil di perempatan jalan. Yak, aku siap menahan kasihan...

http://wartajatim.blogspot.com/2010/01/pengemis-profesional.html
http://ihwan-kholis.blogspot.com/2010/11/qt-tak-sehebat-anak-jalanan.html
http://storyofmynote.blogspot.com/2011/01/kisah-anak-jalanan.html
http://matanews.com/2010/03/29/anjal-disangu-rp12-juta-per-orang/
http://www.koran-jakarta.com/berita-detail.php?id=54204
http://nancysamola.wordpress.com/2009/08/19/anak-jalanan-tanggung-jawab-siapa/
http://jurnalfajri.blogspot.com/2009/12/pengemis-dan-anak-punk.html
http://tongsampah88.blogspot.com/2009/11/kami-anak-jalanan.html
http://kartunmania.wordpress.com/2009/08/13/anomali-pengemis-itu-ternyata-kaya-raya/

Minggu, Maret 20, 2011

History of My Mobile Phones...


...karena memelihara adalah bentuk syukur dan cinta...



Can you live without your mobile phone? Ah sebenarnya bisa saja. Lha wong dulu saja gak ada hape orang-orang masih hidup kok. Cuma mungkin, karena sudah terbiasa ada dan kalau lalu tiba-tiba ndak ada, yaaa jadi sangat terganggu. Setidaknya bagi saya. Hape mempermudah janjian, atoo kalo berencana telat or pingin tiba2 gak masuk bisa sms dululah. Kalo lagi nunggu orang tapi gak nongol2 bsa dimiscoll berkali-kali biar sebel. Atau misalnya pas lebaran hemat fulus karena ucapan idul fitri cuma modal ngetik and forward sms aja wkwkw...

1. Siemens Silver C-45 (2002-2003)
Ini hape pertama saya. Waktu kuliah semester 3-4 sepertinya baru pegang dan kenal hape. Pinjaman dari ortu lah. Hape yang bersahaja. Layar item putih, bisanya cuman sms ma telpon but harganya Rp.600-an ribu. Hape saat itu memang dominan ke desain dan fungsi dasar, dan belum banyak ditambahin aplikasi macem2. My Firts Hape ini ilang T.T. Gara-gara polisi tidur, hapeku jadi jatuh dari saku jaket. Grrrr...

2. Siemen Blue C-45 (2003-2004)
Ini hape kedua tapi merek sama. Dulu siemens hampir seterkenal sinokia lho. Mana desainnya tu mlengkung-mlengkung luwes gak kotak-kotak kaya nokia. But gatau kok sekarang bangkrut. Btw hape blue ku ini juga hilang. Saat latihan ketrampilan di skills lab. Tergesa-gesa mungkin. Lupa naruh dan ... bye-bye ... tidak terlacak. Hiks...




3. Samsung-Fren SCH-356-n(2005-2006)
Ini hape murih meriah seharga 388 ribu. Bundling dengan fren. Masih teringat nomor fren-ku yang kupilih di counter mobile-8 di Jl. Adisucipto Janti. Kupikir ini nomer cantik 08882717107. Iya kan ya? But sekali lagi gara-gara polisi tidur, hapeku jatuh dari kantong dan tidak terlacak.... Hiks lagi...

4. Sony Ericsson J200i (2006-sekarang)
Hape ini kubeli karena kepingin punya hape berwarna. Katanya biar hidup lebih berwarna. Sebetulnya juga karena terpesona melihat hape tipe ini milik temen malaysia. Kayaknya tahan banting. Yah dasar mudah kepingin. Akhirnya beli seharga Rp. 600.000-an. Saat itu nokia dan soni emang lagi perang. Karena hape nokia berwarna tuh mahal, yaaa akhirnya beli soni deh. Dan kuputuskan memakai nomer simpati yang murah tapi juga cantik, setelah muter-muter ke 5-6 counter kartu hape hehehe...

5. Nokia E51 Rose Steel (2009-2010)
Tuntutan kerja yang membuatku sering harus sms ke beberapa alamat sekaligus. Dengan hape sony ericsson j200i tentu saja hal ini sangat melelahkan karena smsnya harus satu-satu (wkwkwk.. halah banyak dalih). Setelah melihat nokia E50 milik temen yang canggih dan tahan banting, maka sekali lagi, diriku jadi makin kepingin ganti (nhhaa ini truly jujur hehe :). Tapi masak persis. Gengsi lah. So searching di internet dan nemu si nokia tipe E51. Pingin sebenarnya beli yang baru, tapi ternyata dah ndak ada. Karena sudah kepincut modelnya maka seken pun ndak apa, dan kubeli di Ramai Mall seharga Rp. 2 jt. Yup ini hape lumayan muahal plus yang seken pertamaku. Nilai 8 dari 10. Cukup nyantol dihati dan mempermudah hidup. Setelah sebelumnya mencoba bertahan dengan hape jadul, so dengan E51 jadi bisa foto-foto, dengerin musik, ngenet dll. But My Elegant Rose yang keren ini akhirnya ilang juga gara-gara nonton Avatar di bioskop XII. Seperinya ga sadar tertinggal di kursi dan ditemu orang yang ndak baik hati. Dan aku syok, syok sampe sebulan. Hiks 7x.. T.T

6. Nokia 3120 classic grey (2010-sekarang)
Ndak tau. Mungkin karena sudah terbiasa dengan interface nokia, jadi ya cuma nokia yang kulirik. Tapi karena budget terbatas maka diriku berkomitmen mencari hape pertengahan, murah but berfitur lengkap. Biar gak kaget karena sebelumnya lumayan smart phone-nya. Dan pilihan jatuh ke nokia 3120 c seharga 1.125.000. Hape ini kubeli di Nokia Ambarukmo Plaza dan arena sudah mau habis indent se. Yah lumayanlah suka, terutama videonya yang malah lebih bagus dari E51:)

7. Nokia C5-00 (2011-sekarang)
Sudah setahun dengan 3120, akhir-akhir ini sering lemot menerima dan mengirim sms. Masak telat sampai sehari-dua hari. Janji-janji dan konfirmasi jadi berantakan (eh bener lho). Makanya jadi pingin beli hape baru. Apalagi performa kamera 3120c terasa kurang bagus, padahal mulai menyukai fotografi sosial. Yak setelah melihat hape C5 milik bu Siti, tenaga administrasi di kampus, jadi tergoda. Dan akhirnya membeli hape ini sehrga 1.590.000 di nokia amplaz. Sejauh ini fine-fine aja :). Semoga tetap terpelihara...gak ilang-ilang lagi.

...dan semoga manfaatnya melampaui nilai nominalnya... (ya biasalah lagi lebay :D


Sabtu, Maret 19, 2011

Menjadi Kaya...



Idealisme membuat sebagian kecil orang berpikir sebelah mata terhadap materi. Ya, karena mungkin menghindari sikap materialistis, sikap yang, cenderung mengutamakan pencarian materi di dunia. Ataupun alasan bahwa materi tidak perlu dipikirkan, karena keyakinan rezeki setiap orang sudah ditentukan. Lalu, apakah aku termasuk sebagian orang itu?

Entahlah. Yang sejenak, lagi lagi menjadi berulangkali. Aku berpikir dan lagi-lagi merenung. Mengartikan fakta-fakta bahwa orang-orang tercintaku menginginkanku kaya. Lalu apa yang terjadi? Bagaimana bila aku adalah orang kaya dan bagaimana jika aku adalah orang pas-pasan seperti saat ini? Lebih bermanfaat manakah keberadaan diriku bagi orang lain?

Seorang kaya bisa melakukan lebih banyak hal. Dia bisa lebih banyak bersedekah, memperkerjakan orang lain, membuat orang lain bahagia dengan kecukupan kehidupan, mendirikan yayasan ataupun donatur kegiatan dan badan sosial. Perilaku dan gaya hidup bersahaja walaupun dia bisa lebih daripada sekedar kebutuhan... D

Aku iri pada orang kaya yang seperti itu....

Orang kaya, yang lebih sering teramati, sepertinya berada dalam surga dunia. Gonta-ganti hape, Ipad, dan dengan mudahnya mengganti mobil jika sudah bosan. Sepertinya tanpa berpikir. Tinggal di tempat selapangan sepakbola hanya bertiga berempat. Berenang tiap hari tanpa bayar dan tentu saja bukan di empang. Makan tiap hari ditempat yang seporsi saja bisa untuk makanku sebulan...

Ah, apakah aku juga sebenarnya iri dengan orang yang seperti itu? Hmm... Iya juga sepertinya... duh..

Kembali aku melihat diri. Aku masih manusia. Dan setiap manusia, tentu saja punya sifat dan sikap manusiawi. Seperti pelajaran SD dulu-cipta rasa karsa- akal rasa dan keinginan yang mungkin berupa harta atau ta-ta la
yanginnya. Namun semuanya itu harus disesuaikan dengan aturan. Aturan yang mana? Tentu saja aturan absolut yang sudah diputuskan menjadi pegangan saat memenuhi sila pertama Pancasila.



Baiklah, sudah kuputuskan, menambah daftar doa-ku.

Menjadi kaya.

Kaya yang bisa memenfaatkan kekayaannya untuk sebanyak-banyaknya kebaikan. Kaya yang bahagia dan membahagiakan sebanyak-banyaknya orang lain. Kaya yang bukan saja materi. Kaya yang holistik, east and west, heart and soul atau apapun istilah yang menggambarkannya....

Berisiko. Tapi hidup adalah pilihan, dan semoga pilihan ini yang terbaik. Dan jika terkabul, semoga diri ini sudah siap dan ingat terhadap amanah, dan menahan diri terhadap sikap berlebih-lebihan..



Jumat, Maret 18, 2011

Bagaimana Mekanisme Latihan Memperbesar Penis atau Penis Exercise? (Part 1)

Tulisan untuk menjawab keingintahuan dan belajar tidak menelan mentah-mentah semua informasi yang didapat dari internet. Tentu saja karena topik ini termasuk yang “laris” so efek samping yang diinginkan adalah untuk menaikkan jumlah pengunjung blog (semoga :D).

Berikut ini sengaja dikutip dari situs2 memperbesar alat vital:

….. Yaitu memperbesar Corpora Cavernosa dan Corpus Spongiosum. Apakah hal ini dapat dilakukan? Tentu bisa, seperti kita melakuakan latihan body-muscle, yaitu otot badan kita juga dapat diperbesar dengan melakukan latihan yang rutin. Begitu juga penis anda dapat diperbesar dengan melakukan latihan rutin. http://penisbesar.blogspot.com/

Jika kita fitness di gym secara teratur, kita akan mengharapkan untuk memperoleh pertumbuhan otot. Prinsip yang sama berlaku untuk penis. Menggunakan teknik dan latihan secara teratur, kita dapat mengembangkan penis kita dan mencapai pertumbuhan substansial, kemampuan dan kekuatan. http://priasejati.com/ , http://www.rahasiakejantanan.com

Apakah otot polos penis bisa dilatih agar tambah besar dan kuat?

Seperti yang sudah dibahas pada tulisan lain di blog ini, pada corpora cavernosum dan corpus spongiosum penis tidak terdapat otot skelet atau lurik, tapi otot polos. Berbeda dengan otot skelet yang gerakannya bisa dikontrol atau disadari, otot polos berkontraksi dan relaksasi secara otomatis. Apakah otot polos bisa dilatih sehingga membesar dan kuat? Saya mencoba “googling” dengan kata kunci “smooth muscle exercise” Hasilnya latihan kontraksi otot polos tidak dikenal. Bagaimana mau dilatih kalau gerakannya saja otomatis? Misalnya saja bisa dilatih, lalu apakah otot polos yang bertambah besar secara otomatis akan menambah ukuran penis?

Kalau begitu “latihan” apa yang sebenarnya dilakukan?

Pada proses ereksi yang bisa dilatih adalah otot dasar panggul (pelvic floor musle) karena termasuk otot lurik yang kontraksinya bisa disadari. Otot seperti pubococygeus (PC muscle) berfungsi sebagai semacam “klep” yang menjebak darah tetap berada di rongga-rongga penis. Ketika ereksi dan terdapat stimulasi/rangsangan, otot ini secara reflex berkontraksi. Semakin banyak atau semakin intensif stimulasi, kontraksi otot ini akan terjaga sampai otot “capek”. Bila otot ini dilatih memang logis jika akan bertambah kuat dan tidak mudah capek. Latihan yang bisa dilakukan adalah 1) Stimulasi konstan dalam jangka waktu lama, reflex kontraksi akan dipaksa terjadi terus menerus, 2)Secara sadar mengkontraksikan otot tersebut berulang-ulang (yang dikenal dengan PC exercise, Kegel dsb). Akibatnya ereksi menjadi lebih keras dan lebih lama.

Itukan mengenai mekanisme ereksi penis yang lebih keras dan tahan lama. Lalu apa hubungannya dengan mekanisme memperbesar penis? (hmm akan dibahas pada part II saja)